Senin, 17 Oktober 2011

Mengenal 4 Tipe Kepribadian Manusia

TERNYATA, ada empat watak utama yang dimiliki manusia. Dan yang pertama kali menemukannya adalah Hippocrates pada 400 tahun SM! Sampai sekarang, keempat watak ini tetap ditemukan. Juga watak perpaduan antara keempatnya. Lalu apa yang membuat diri anda begitu istimewa?

Banyak hal. Temukan betapa hebat dan kreatif Tuhan membuat Anda dalam Kepribadian Plus.

Dari sini Anda akan mengetahui apakah Anda :
> Seorang Sanguinis yang spontan, lincah, dan periang
> Seorang Melankolis yang penuh pikiran, setia, tekun
> Seorang Koleris yang suka petualangan, persuasif, percaya diri
> Seorang Phlegmatis yang ramah, sabar, puas
atau perpaduan dari sifat-sifat di atas.

4 Jenis Kepribadian Manusia dan Cara Menaklukannya

Dari sekian banyak jumlah manusia yang berasal dari berbagai ras dan keturunan yang berbeda di muka bumi, sebenarnya tipe dasar kepribadian manusia tidak lebih dari 10 macam. Banyak buku-buku yang menulis tentang tipe-tipe dasar kepribadian manusia menurut versi mereka masing-masing. Tapi kali ini saya hanya akan mengangkat 4 tipe kepribadian dasar manusia menurut Florence Litauer dalam bukunya Personality Plus.

Menjaga Memori Otak

Berdasarkan penelitian, memori otak dapat menghilang sejak seseorang memasuki usia 20 tahun ke atas. Karenanya setiap orang harus menjaga agar memorinya tidak hilang. Ingatan Anda tentunya tersimpan di dalam memori otak. Berikut ini adalah beberapa cara agar memori tetap terlindungi.

Cara Kebanyakan Orang Berbohong

Pembohong pada umumnya lihai sekali ketika berbohong (julukannya saja pembohong). Oleh sebab itu, banyak orang yang termakan tipu katanya. Sebenarnya, bisa jadi si korban yang kurang pandai karena tidak bisa menangkap sinyal kebohongan. Berikut ini adalah beberapa ciri saat kebanyakan orang sedang berkata tidak jujur.

1. Posisi Duduk Kaku
Ketika berbicara duduk di kursi dengan kaki yang lurus ke depan atau menapak lantai. Posisi tubuh umumnya kaku, karena menahan emosinya sewaktu berbohong. Janine Driver mengatakan, 'Ia menandakan sedang menggunakan pengendalian diri ketika berkata kebenaran, yang faktanya kebohongan'.

2. Kontak Mata
Sudah dari sananya, ketika seseorang berbohong sangat menghindari kontak mata. Karena seperti kata pepatah, 'Mata juga dapat berbicara'. Sehingga para pembohong jarang sekali berkata-kata dengan menatap mata lawan bicaranya.

3. Menyembunyikan Tangan
Biasanya pembohong berkata-kata dengan posisi tangan yang sedang menggenggam erat atau bagaimana caranya agar telapak tangannya tidak terlihat oleh lawan bicara. Menurut seorang pakar Patti Wood, 'Menunjukkan telapak tangan mencerminkan kenyamanan dan keterbukaan, sehingga secara naluri perlu menyembunyikannya saat berbohong'.

4. Bahu Terangkat Sebelah
Saat seseorang berusaha mengungkapkan kebenaran palsu, misalnya: 'Saya tidak pergi dengannya kok' biasanya sebelah bahunya terangkat seolah membenarkan kebohongannya.

5. Menggosok Bawah Hidung
Bisa dipastikan saat seseorang berbicara sambil menggosok bagian bawah hidung adalah pembohong. Karena tangan menutupi sebagian gerakan bibir yang sedang berkata-kata. Namun, bisa saja berarti si pembohong sendiri tidak mempercayai apa yang telah dikatakannya.

Itulah sebagian dasar cara orang membohongi lawan bicaranya, siapapun itu. Jadi, perhatikan baik-baik tingkah seseorang ketika berkata-kata atau bercerita agar Anda tidak akan tertipu.

Sabtu, 15 Oktober 2011


Lampu Hemat Energi LVD


Lampu Hemat Energi LVD Setara untuk PJU dan Flood Light/ Lampu Sorot

LVD adalah lampu induksi yang bisa digunakan untuk menggantikan lampu Penerangan Jalan Umum PJU dan lampu sorot flood light. Hal ini dikarenakan efisiensi yang tinggi, LVD dengan Watt yang lebih kecil menghasilkan cahaya yang sama dengan lampu Metal Halide (MHL) maupun lampu Sodium dengan Watt yang lebih besar. Kelebihan lainnya adalah masa pakai sampai dengan 100.000 jam.
Lampu LVD klasik Lampu LVD bulat Lampu LVD bujur 
Kelebihan lampu LVD:
  • Lumen effisiasi yang tinggi, hasil dari teknologi riset terbaru. Warna terang benderang.
  • Tanpa penggunaan elektroda mempertinggi masa pakai sampai 100.000 jam.
  • Lampu dapat langsung terang sesuai dengan spesifikasi. Tanpa flicker.
Daya tahan yang lama tersebut dapat tercapai tanpa adanya elektroda, energi yang dibutuhkan di transfer dalam bentuk elektromagnet dari luar lampu ke dalam tabung lampu. Effisiasi tinggi dan watt yang rendah menghasilkan suhu yang rendah.
Bayangkan lampu fluorescent, terdiri dari semacam selubung phospor gelas kaca yang diisi dengan gas mercury. Lampu fluorescent menggunakan elektroda untuk mengemisikan radiasi ultraviolet di dalam tabung phospor yang menghasilkan warna putih. Setiap kali listrik disupply dari ballast ke elektroda, terjadi pengurangan daya tahan dari elektroda tersebut. Lampu LVD tidak menggunakan generator frekwensi tinggi dengan power coupler. Generator menghasilkan radio frequency magnetic field untuk mengemisikan radiasi ultra violet di dalam tabung lampu. 
Generator Lampu LVD 
Komponen Lampu LVD terdiri dari:
  • Lampu LVD
  • Magnetic Generator
 

Aplikasi Lampu Induksi LVD

Lampu induksi LVD sangat cocok digunakan untuk penghematan energi dan tempat yang tinggi yang susah dijangkau, seperti: lampu tinggi untuk pabrik, lampu sorot, lampu penerangan jalan/PJU, terowongan, maupun lemari pendingin.
Lampu LVD PJU Lampu LVD tunnel Lampu LVD Sorot 
Lampu LVD Jalan PJU Lampu LVD untuk terowongan Lampu LVD untuk sorot 
Lampu LVD pabrik 
Lampu LVD untuk Pabrik 


Perhitungan Penggunaan Lampu LVD untuk Lampu PJU dengan Panel Surya / Solar Cell

Selain hemat daya dan cahaya terang yang dapat diberikan oleh lampu LVD, lampu LVD juga cocok digunakan sebagai lampu penerangan jalan umum PJU mandiri dengan panel surya / solar cell.
Lumen2400 ~ 2800 Lampu jalan PJU
Watt 40 W 
Tegangan  24 Volt DC 
Waktu operasi  12 jam 
Total KWh (40 + 10) x 12 = 600 = 0.6  
Panel surya  130 WP 
Total daya dari panel surya (KWh)  130 x 5 jam =  650 = 0.65
Baterai (12 Volt 100 Ah)
Perhitungan pemakaian 30% 
2 baterai x 100 Ah  
Charge controller 10 A 


Perbandingan Lampu LVD - Metal Halid - Sodium

 LVD™ InductionMetal HalideHigh Pressure Sodium
Life Hours100,0006,000~20,00024,000
Lumen EfficacyPhotopic Efficacy: 150 Plm/WPhotopic Efficacy: 110 Plm/WPhotopic Efficacy: 90 Plm/W
(Plm: Pupil Lumen)Traditional Efficacy: 80 Lm/WTraditional Efficacy: 75 Lm/WTraditional Efficacy: 120 Lm/W
Lumen   
Depreciation5% @ 2,000 Hours40% @ 2,000 Hours30% @ 2,000 Hours
Rate %   
Lamp   
Operating<80°F>300° F>350° F
Temperature   
CRI>80 (Ra)65~80 (Ra)60 (Ra)
Re-strikeInstantNeeds up to 10~15 minutesNeeds up to 10~15 minutes
FlickerNoneMuchMuch
GlareNoneMuchMuch
EnvironmentalNo MercuryContains mercuryContains mercury
SafetyNo lamp waste in 10 yearswaste over 10 yearswaste over 10 years
   Metal Halide Lamp High Pressure Sodium

Perbandingan Penghematan dari Lampu LVD dan Metal Halide


Lighting systemUnitHPI-T 250WLVD 80W
No. of Luminairespcs59.0059.00
No of lamps per luminairepcs1.001.00
ConfigurationW250W80W
Circuit wattage per luminaireW266.0081W
? Aircon loading per luminaireW50.001.00
Total circuit wattage per luminaireW316.0081.00
Estimated Annual hours burnedhrs4,320.004,320.00
Total circuit wattagekW18.644.78
Annual energy consumedkWh80,542.0820,645.28
Economic lamp life (80% inst. lum. flux)hrs8,000.00100,000.00
Annual energy costsRp104,704,704.0026,838,864.00
Annual lamp costsRp0.000.00
Annual operating costsRp0.000.00
Annual savingsRp0.0077,865,840.00
Saving as % of conv. operation cost%0.0074.37






Bagaimana Lampu Hemat Energi Bekerja?

Lampu hemat energi di Damascus, Syria



Sudah sejak lama lampu pijar dipakai orang, menggantikan obor, pelita, dan penerangan dengan gas. Ketika dunia semakin benderang, pikiran pun bertambah cerah. Lampu alternatif dicari dan diselidiki, dan kemudian muncul lampu hemat energi, yang sekarang berangsur banyak digunakan. Sebenarnya, bagaimana cara lampu ini bekerja?
Petir mini
Lampu pijar bisa bersinar dan membagikan terang karena ada kawat tipis di dalamnya, yang jika dialiri listrik menjadi panas, membara dan menyala. Asal energinya memang listrik. Tetapi tidak selamanya listrik bertugas memanaskan kawat pijar. Ada jenis lampu lain yang berisi gas dan listriknya dipakai untuk menerbitkan loncatan listrik, semacam petir mini. Sebagai hasilnya, energi gas menjadi lebih tinggi dari pada normalnya.
Keadaan dengan tenaga lebih itu tidak berlangsung lama. Gas lekas turun ke harga semula sambil melepaskan tambahan energi dari petir mini tadi. Pada beberapa jenis gas, energi yang dilepas berbentuk cahaya. Ini terjadi misalnya pada lampu natrium, yang sorotan kuningnya menerangi jalan besar dan pelataran ramai di pusat kota. Cahaya kuning terbit karena sesaat sebelumnya energi gas natrium dinaikkan oleh loncatan listrik.
Sangat efisien, sebagian besar energi listrik beralih menjadi cahaya. Ini berbeda dari lampu pijar yang tenaga setrumnya banyak terpakai untuk memanaskan kawat. Sebagian saja yang menjadi terang, sebagian besar lainnya membuat gerah wilayah di sekeliling lampu.
Yang sayang dari lampu natrium hanya warnanya. Kuning mencorong, sehingga benda yang diterangi kehilangan warna aslinya. Bahkan warna kulit manusia cenderung menjadi keabuan, memunculkan pemandangan seakan mayat-mayat gentayangan di bawah lampu. Menjadi pertanyaan, mungkinkah membuat lampu yang efisien tetapi putih cahayanya?
Ultra violet
Akal ditemukan untuk melibatkan tidak hanya satu, tetapi dua jurus kenaikan dan penurunan kembali energi. Pertama-tama peningkatan energi diciptakan dengan loncatan listrik. Mirip sekali dengan lampu natrium, hanya kali ini diberikannya pada uap merkuri (air raksa). Jika gas natrium mengeluarkan sinar kuning ketika energinya turun lagi, pancaran yang dilepaskan uap merkuri adalah ultra violet.
Berbeda dari cahaya kuning, pancaran ultra violet tidak menyebabkan kesan terang. Tidak apa, bukan efek cerah yang dimanfaatkan dari ultra violet, melainkan tenaganya. Yaitu untuk mendongkrak energi bahan tertentu yang berada di dekatnya, sehingga menyebabkan jurus kenaikan yang kedua. Pada gilirannya, kenaikan kedua ini di saat luruh akan melepaskan (ini dia yang ditunggu-tunggu) cahaya putih terang.
Gejala peralihan ultra violet menjadi cahaya lain dinamai fluoresensi, dan bahan yang dikenai ultra violet disebut bahan fluoresen. Dalam praktek, bahan fluoresen dilapiskan pada tabung lampu yang berisi uap merkuri. Maka terwujudlah lampu fluoresen, atau lampu TL (dari tube luminescent, tabung bercahaya), dikenal secara awam sebagai “lampu neon” dengan panjang tabung mulai sekitar 30 cm sampai lebih dari 1 meter.
Lampu hemat energi
Serupa dengan lampu natrium, lampu TL mempunyai efisiensi yang tinggi sehingga menghemat rekening listrik. Sebuah karakternya ialah ketika saklar dinyalakan, TL memerlukan waktu tunggu sebelum terang sepenuhnya. Tetapi kemudian orang mengganti balast konvensional pada lampu dengan sistem penyala elektronik. Hasilnya menjadi lebih cepat terang, tidak berkedip-kedip dulu. Porsi listrik yang termanfaatkan sebagai cahayapun bertambah. Di pihak lain, tabungnya dibuat tidak panjang tetapi ditekuk atau digulung seperti spiral sehingga lebih ringkas dan praktis. Keseluruhannya dikenal sebagai “lampu hemat energi” (CFL, compact fluorescent lamp).
Perhatikan bahwa TL maupun CFL mengandung merkuri yang beracun. Perlu kehati-hatian dengan kedua jenis lampu ini. Jika sampai terjatuh dan pecah, lokasinya harus segera dijauhi, pintu dan jendela dibuka lebar setidaknya selama 15 menit untuk membersihkan udara.
Dibandingkan lampu pijar yang terangnya sama, CFL memang lebih mahal. Tetapi ongkos setrumnya lebih rendah, lagi pula usianya lebih panjang, sehingga harga pembelian cenderung impas. Yang penting, penghematan energi terjadi, dan ini adalah isu utama yang mendorong sejumlah negara untuk beralih ke CFL.
Ganti akrab dengan CFL dan mengucapkan selamat tinggal kepada lampu pijar, berarti mengurangi emisi CO2 pada pusat pembangkit listrik dan mengerem pemanasan global. Australia sudah mengumumkan akan melarang lampu pijar pada tahun 2010. Di Finlandia, perdana menterinya mengusulkan pelarangan mulai tahun 2011. ***
Bacaan:
Kredit Foto:
http://www.flickr.com/photos/paulk/450533907/in/set-72157600055591478/


Lampu hemat energy vs lampu pijar

Lampu hemat energy vs lampu pijar
cimg4656.jpg
Salah satu upaya penghematan lampu tidak terlepas pada satu hal yang sangat penting, yaitu menentukan jenis lampunya. Pilihlah lampu yang paling tepat. satu hal yang perlu kita ketahui, watt besar tidak berarti lampu tersebut lebih terang, tapi watt besar sudah pasti berarti biaya pengoperasian (tagihan listrik) lebih mahal ^_^
Untuk memilih lampu, ada beberapa kriteria yang perlu kita ketahui, antara lain :
a. Color temperature (temperature warna)
ct.jpg
Merupakan warna cahaya yang diterima ketika melihat ke sumber cahaya. Temperature warna ini membuat kita seolah-olah merasakan kehangatan suatu ruangan. Tiap lampu memiliki temperature warna yang berbeda (dilambangkan dengan Kelvin (K)). Setiap lampu yang memiliki temperature warna yang sama akan memiliki tampilan warna yang sama. Semakin tinggi tingkat temeperatur warna suatu lampu, suasana ruangan yang ditimbulkan akan semakin dingin. Berikut merupakan table color temperature :
tabel-ct.jpg
Apa perbedaan tampak objek yang kita lihat di bawah sumber cahaya yang memiliki temperature warna yang berbeda? Perhatikan gambar berikut :
ct1.jpg
Jadi, untuk ruangan yang perlu suasana penuh kehangatan (kamar, ruang keluarga) gunakan lampu yang termasuk pada criteria warm. Sedangkan untuk tempat kerja, sebaiknya gunakan lampu dengan kategori cool.
b. Color rendering (renderasi warna)
render1.jpg
Renderasi warna merupakan efek cahaya pada objek yang ditangkap mata, yang ditimbulkan oleh cahaya (symbol : Ra). Semakin besar renderasi lampu suatu warna, warna objek yang terlihat oleh mata akan semakin mendekati warna aslinya, atau bahkan semakin baik.
render.jpg
Color temperature dan color rendering pada sebuah lampu dapat kita ketahui karena biasanya tertulis pada lampu.
tabel-2.jpg
tabel perbandingan renderasi warna dan temperatur warna dari beberapa lampu
tabel-ct-rc.jpg
c. Lumen output (lumen)
Merupakan jumlah cahaya yang dikeluarkan setiap detiknya oleh sumber cahaya. Biasanya, untuk jenis lampu yang sama, semakin besar watt-nya, semakin tinggi lumen outputnya. Semakin besar lumen output, berarti semakin terang warna yang dihasilkan.
d. Efficacy (lumen/watt)
Merupakan konsumsi listrik untuk dapat mengeluarkan banyaknya cahaya dari lampu. Perbedaan lampu hemat energy dan lampu pijar terletak pada efficacy ini. Lampu hemat energy 5 watt memiliki kuat terang yang sama dengan lampu pijar 25 watt. Berarti, untuk menghasilkan kuat terang yang sama, lampu pijar memiliki daya yang jauh lebih kecil, ini berarti kita menghemat konsumsi daya, yang berarti penghematan listrik.
tabel-efficacy.jpg
e. Life time (hours)
Life time atau umur lampu berpengaruh pada seringnya kita mengganti lampu. Lampu hemat energy biasanya memiliki umur lampu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan lampu pijar.
Berikut merupakan table perbedaan lumen output, efficacy, dan umur dari beberapa jenis lampu :
tabel-2.jpg
tabel-3.jpg
Selain itu, lampu hemat energy memiliki bentuk yang kompak dan sama ukurannya dengan lampu pijar, sehingga dapat dipasang di semua jenis downlight. Yang membuat lampu hemat energy membutuhkan energy yang lebih sedikit adalah karena lampu HE memakai ballast elektronik. Ballast elektronik ini berfungsi sebagai pembatas arus sehingga energy listrik yang diambil oleh lampu tersaring ballast dan tidak langsung menuju ke kawat pijar lampu. Hebatnya, teknologi yang ada pada ballast elektronik mampu memancarkan cahaya yang sama ternagnya dengan lampu biasa.
Harga lampu hemat energy memang memiliki harga yang lebih mahal disbanding lampu pijar biasa, berkisar antara Rp.17.000 – Rp.100.000, tergantung pada jenis dan ketahanan lampu. Memang pada awalnya memerlukan modal yang lebih besar, namun keuntungan dapat dirasakan dari keawetan dan kebutuhan daya yang lebih rendah untuk satu tingkat ternag yang dihasilkan. Mahal di awal, untung banyak kemudian ^_^
Berikut merupakan simulasi perhitungan lampu hemat energy vs lampu pijar :
(sumber : PT. Osram Indonesia)
simulasi.jpg
Jadi, setelah informasi yang tidak sedikit ini, semoga kita sudah lebih paham dalam memilih lampu untuk rumah kita. Apalagi setelah pemilihan lampu yang hemat energy, kita sendiri juga bisa mengefisiensikan pengoperasian lampu di rumah kita. Waaah.. hemat sekali!!! Hemat energy, berarti mengantisipasi krisis energy. Untung buat diri kita, untung juga buat semua orang.